Penemuan Dubnium
Kredit untuk penemuan dubnium dibagi antara tim ilmuwan di Joint Institute for Nuclear Research di Dubna, Rusia dan ilmuwan di Lawrence Berkeley National Laboratory, California. Pada tahun 1968, tim di Rusia yang dipimpin oleh Georgy Flerov membombardir target americium-243 dengan ion neon-22 dan isotop disintesis dari elemen 105, yang diidentifikasi sebagai 260Db atau 261Db . Percobaan diulang setahun kemudian dengan menggunakan termokromatografi gradien untuk identifikasi isotop yang lebih tepat. Sintesis 260Db dikonfirmasi pada tahun 1970.
Mereka menyarankan nama hahnium (Ha) untuk elemen baru, setelah ahli kimia pemenang Hadiah Nobel Otto Hahn.
Dewan Persatuan Kimia Murni dan Terapan Internasional (IUPAC) memutuskan pada tahun 1997 bahwa elemen transactinida 105 harus diberi nama Dubnium (Db) setelah fasilitas penelitian di Rusia tersebut dimana unsur tersebut disintesis.
Efek berbahaya:
Dubnium berbahaya karena radioaktivitasnya.Karakteristik:
Dubnium adalah elemen transactinida atau super-berat. Unsur ini adalah logam sintetis radioaktif dan hanya diproduksi dalam jumlah kecil.
Penggunaan Dubnium
Dubnium hanya untuk kepentingan riset saja.
Kelimpahan dan Isotop
Kelimpahan kerak bumi: nihil
Kelimpahan tata surya: –
Biaya, murni: -$ per 100g
Biaya, curah: -$ per 100g
Sumber:
Dubnium adalah logam radioaktif sintetis, dibuat oleh pemboman nuklir, dan hanya diproduksi dalam jumlah kecil. Dubnium dibuat dengan cara membombardir californium-249 dengan nitrogen. Selain itu juga bisa diproduksi dengan membombardir americium-243 dengan neon.
Isotop:
Simbol dan Golongan: | Db,Golongan V B (Logam Transisi) |
Warna: | |
Massa atom: | 268 |
Bentuk: | Padat (perkiraan) |
Titik leleh: | |
Titik didih: | |
Elektron: | 105 |
Proton: | 105 |
Neutrons : | 163 |
Kulit elektron: | 2,8,18,32,32,11,2 |
Konfigurasi elektron: | [Rn] 5f14 6d3 7s2 |